Jumat, 16 Februari 2018

Membangun peradaban dari dalam rumahπŸ’•Nice Home Work#3

Edit Posted by with No comments

NICE HOMEWORK #3


*MEMBANGUN PERADABAN DARI DALAM RUMAH*
saya memilih yang *Nikah*

Bagi anda yang sudah berkeluarga dan dikaruniai satu tim yang utuh sampai hari ini.

a. Jatuh cintalah kembali kepada suami anda, buatlah surat cinta yang menjadikan anda memiliki "alasan kuat" bahwa dia layak menjadi ayah bagi anak-anak anda.Berikan kepadanya dan lihatlah respon dari suami.
b.Lihatlah anak-anak anda, tuliskan potensi kekuatan diri mereka masing-masing.
c. Lihatlah diri anda, silakan cari kekuatan potensi diri anda. kemudian tengok kembali anak dan suami, silakan baca kehendak Allah, memgapa anda dihadirkan di tengah-tengah keluarga seperti ini dengan bekal kekuatan potensi yg anda miliki.
d. Lihat lingkungan dimana anda tinggal saat ini, tantangan apa saja yang ada di depan anda? adakah anda menangkap maksud Allah, mengapa keluarga anda dihadirkan disini?


πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•


Membangun peradaban dari dalam rumah, membuat ku berfikir keras kemana arahnya yg harus ku perbaiki. Asal muasal dari mulai awal *PRA NIKAH*. Di tahun 2008 aku mulai berkenalan dengan laki laki yang hingga kini menjadi patner hidupku. Berawal dari pertemanan yang saat itu saya masih kuliah semester 5 dan dia semester akhir di salah satu universitas negri di kota Semarang. Mengenalnya saat itu memang beda dari aku mengenal banyak teman kuliah, seperti ada rasa (klik) di awal perjumpaan kami. Kami saling menyemangati satu sama lain. Hingga akhirnya dia lulus dari universitas di tahun 2008 , dan aku menyusul di tahun 2010.
Saya anak pertama dari tiga bersaudara perempuaan semua, di keluarga kami mamah lah yang sangat berpengaruh di keluarga. Dengan gaya pengasuhan yang terlalu keras alias otoriter (harus mengikuti dan sesuai mau nya mamah) membuat luka luka di jiwa. Yang akibat dari pola asuh itu saya tidak percaya diri, keras kepala, kurang berinisiatif, cenderung menjadi frustasi dan pemberontak. Yang saat itu saya menginginkan bebas dari keluarga (lebih tepatnya bebas dari aturan rumah mamah). Saya berusaha mencari pekerjaan di luar kota Semarang, tapi tak kunjung dapat justru dapat pekerjaan di dalam kota. Sedangkan teman dekat saya saat itu justru dapat pekerjaan di luar kota semarang, kami berkomunikasi jarak jauh istilah gaulnya LDR. Yang dimana kami mengenal pribadi masing masing dan mulai berani mengenalkan keluarga masing masing. Dia paham bagaimana saya, mimpi mimpi saya untuk mandiri. Di tahun 2011 tepatnya moment idul fitri, dia melamar saya dan berniat menikahi saya. Seneng dong saya, berharap sesudah menikah merantau ikut suami. Tapi ternyata suami di pindah tugas di kota asal, sedikit kecewa tapi tetap menerima. Awal pernikahan kami ikut dirumah mamah, kemudian kami berusaha rumah rumah sendiri. Tahun 2012 bulan april saya menikah dan di bulan desember nekat beli rumah sendiri biar lebih mandiri. Namun selisih 18 bulan berada di semarang, tepatnya saat anak pertama kami usia 1bulan, ia di pindah tugas lagi ke kantor cabang Purwakarta agustus 2013 hingga kini 2018.
Lima tahun di purwakarta jauh dari orangtua terkadang aku merasa “aaah bebas gak ada yg nyuruh2 mau mengerjakan pekerjaan ini itu juga sesuka hati saya” πŸ˜† . Tapi terkadang muncul inner child ku yang menuntut ini itu harus beres bersih rapih bila melihat yang sudah ku kerjakan berantakan lagi. Entah mengapa memori pengasuhan orangtua ku dulu terekam sempurna. Bila aku tersadar sudah memarahi suami atau anak anak ku, sambil merenung mengapa aku ini, bagai mana caranya bersahabat dengan inner child?


quotes iip ini makjleb banget dengan keaadan ku


ORANG YANG BELUM SELESAI DENGAN MASA LALUNYA , AKAN MENYISAKAN BANYAK LUKA  KETIKA MENDIDIK ANAKNYA KELAK

Aku ingin anak anak ku kelak tak terluka seperti diri ku, maka dari itu aku memaafkan semua hal yang berkaitan dengan kesalahan pengasuhan atas diriku dulu. Dan berharap semoga aku bisa mengontrol inner child ku guna membangun peradaban keluarga kecil ku.


πŸ’•NHW#3
  1. Respon suami saat saya fotokan surat cinta, kirim via WA saat jam makan siangnya dia di kantor
responnya boleh juga kan bikin istri nya berbunga 🌻...hehee. Dan setelah pulang kantor mendadak manja minta di kerokin, karena sering telat makan jadi masukangin. Suami ku menunjukkan pada kami dia laki laki yang bertanggung jawab, berangkat setengah 8 pagi pulang diatas jam 9 malam. Awalnya aku protes kenapa dia tidak seperti pekerja pada umumnya yang 8jam bekerja. Tetapi setelah memahami dan melihat hasil nya yang ia dapat juga berbeda, mulai lah saya terbiasa dengan keadaan dan bersyukur atas nikmat Allah hingga detik ini. Semoga Allah selalu beri kekuatan, kemudahan dan kesehatan selama suami saya mencari nafkah untuk kami. amin


b.  Potensi dua anak saya
  1. Dzaki rafandra putra gumelar πŸ‘¦usia 4,5thn
Buat saya anak ini spesial….pake telor klo kita beli martabak yaa, hehee. Dzaki kecil 1 bulan hingga 3 bulan masih di semarang, suami mulai bekerja di kantor cabang purwakarta sedangkan aku menyembuhkan diri pasca melahirkan. Sebulan sekali papanya pulang ke semarang melepas rindu. Bayi dzaki klo nangis kencaaang, nyaring sekali dan susah di berhentikan. Ada kebiasaan buruk dari awal dzaki lahir, dzaki suka menangis tengah malam sambil merem yang saat itu sering buat saya panik. Orangtua saya menyarankan di balur dringobengle, dan hampir tiap malam saya balurkan dzaki akan tetapi tetap saja dia menangis kencang sambil merem. Sampai saat ini di usianya yang menginjak 5tahun (bulan juli besok) dia masih suka tiba tiba nangis di tengah malam sambil merem dan itu jd tantangan untuk kami orangtuanya. Dzaki kecil cepat sekali perkembangan motorik nya dari mulai 2 bulan berguling, 6bulan duduk merangkak, 9 bulan berjalan, 10 bulan dia suka lari muter muter. Selain itu dzaki mudah menyerap banyak kosakata terutama dalam bahasa inggris, klo kita ngobrol sama dia in english insyaAllah dia paham. Olahraga yang paling dia sukai yaitu berenang. Di usia nya yang 4,5 thn ini dzaki sudah mampu berenang tanpa bantuan pelampung. Dzaki diperkenalkan berenang sejak usia 3 bulan awalnya ikut baby spa hingga dzaki umur 1 tahun. Setelah itu di perkenalkan berenang di kolam dewasa hingga saat ini dzaki aktif di Tri Sport Club dengan bimbingan coach nya bernama pak Tri. Kurang lebih ada 4 bulan bergabung di club ini dzaki sudah bisa di lepas, berenang di kolam dewasa. Sebagai orangtua, kami hanya mengarahkan kesenangan anak semoga bermanfaat untuk dzaki dewasa.


  1. Bagas mahardika putra gumelar (usia 2thn)
Anak ini lucu, bagas kecil cenderung pendiam mungkin heran melihat tingkah kakaknya kali yaa, hehee. Tapi di balik diam nya bagas ternyata dia mengamati gerak gerik, kebiasaan ataupun kosakata kakak nya. Bagas paham klo saya pending pegang dia untuk tolong kakaknya, bila dzaki sedang butuh di mandiin, disuapin atau di cebokin. Sepengamatan saya tumbuhkembang bayi bagas kategori sesuai dengan usianya berbeda dengan dzaki yang serba cepat. Bersyukur sekali dengan hadirnya bagas yang jarang nangis klo tidak sedang di ganggu kakak nya. Bagas juga suka berenang, tapi bayi bagas baru di perkenalkan berenang di usia 1 tahun langsung di kolam dewasa. Karena saat bagas bayi, baby spa yang dulu langganan rupanya gulungtikar. Selain itu bagas amat tertarik pada sepak bola (dia diam diam jago menggiring bola looh). Sayangnya masih belum terlalu nampak bakatnya ini karena bola yang di giring bagas sering kali di rebut kakaknya untuk lempar tangkap bola bukan sepak bola..hehee.


c. Potensi di diri saya
Tidak ada potensi spesifik dari diri saya, karena saya merasa diri saya membosankan. Keseharian saya di rumah melakukan pekerjaan rumahtangga dan merawat buahati kami. Ingin rasanya menambah kegiatan yang bisa menghasilkan pundi pundi rupiah dari dalam rumah, tiap me lirik ke anak anak yang aktif dan lincah aku pun berubah rasa, merasa belum mampu berbagi waktu bila menambah kegiatan. Tapi aku percaya suatu hari nanti akan indah pada waktunya. Amin


d. Pengaruh lingkungan tempat tinggal saya
Saya belum terlalu aktif berkegiatan di lingkungan perumahan, karena status masih kontraktor alias mengontrak rumah orang..hehe. Saya mengenal beberapa tetangga saja, dan kebanyakan asal jawa tengah yang sama sama disini merantau. Lingkungan tempat tinggal ku ini perumahan baru jd kebanyakan pasangan muda seumuran dengan ku. Di depan rumah ada sebuah taman yang mana anak anak ku suka bermain disana dengan aman.

Rabu, 07 Februari 2018

checklist indikator...Nice home work#2

Edit Posted by with No comments
2

πŸ“š *NICE HOME WORK #2*πŸ“š 

Bunda, setelah memahami tahap awal menjadi Ibu Profesional, Kebanggaan Keluarga. Pekan ini kita akan belajar membuat:

 ✅ *"CHECKLIST INDIKATOR* ✅

*PROFESIONALISME PEREMPUAN"*
a. Sebagai individu
b. Sebagai istri
c. Sebagai ibu

Buatlah indikator yg kita sendiri bisa menjalankannya. Buat anda yang sudah berkeluarga, tanyakan kepada suami, indikator istri semacam apa sebenarnya yang bisa membuat dirinya bahagia, tanyakan kepada anak-anak, indikator ibu semacam apa sebenarnya yang bisa membuat mereka bahagia. Jadikanlah jawaban-jawaban mereka sebagai referensi pembuatan checklist kita.

Buat anda yang masih sendiri, maka buatlah indikator diri dan pakailah permainan:
"Andaikata aku menjadi istri, apa yang harus aku lakukan, andaikata kelak aku menjadi ibu, apa yang harus aku lakukan."

Kita belajar membuat "Indikator" untuk diri sendiri.

Kunci dari membuat Indikator kita singkat menjadi *SMART* yaitu:

*S*PECIFIC (unik/detil)

*M*EASURABLE 
(terukur, contoh: dalam 1 bulan, 4 kali sharing hasil belajar)

*A*CHIEVABLE 
(bisa diraih, tidak terlalu susah dan tidak terlalu mudah)

*R*EALISTIC (Berhubungan dengan kondisi kehidupan sehari-hari)

*T*IMEBOND (Berikan batas waktu)


Salam lbu Profesional,
/Tim Matrikulasi Institut lbu Profesional/

*SMART GOAL*

Tujuan utama (global goal) *menjadi ibu kebanggaan keluarga*

Pecah menjadi:

S spesifik:
Anak berhasil toilet training dalam 1 bulan

M measurable : 
1. setiap malam sebelum tidur sounding ke anak agar bilang jika akan pipis/pup
2. Mengurangi pemakaian pospak
3. Lebih sering observasi jam biologis anak

A achievable : tujuan bisa dicapai

R realistik: alat ukur dibuat realistik. Buat list keberhasilan anak dan apresiasi 

T timebond: target 30 hari.

_Review Nice Home Work #2_

Disusun oleh 
Tim Matrikulasi Institut Ibu Profesional


πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•

Setelah sharing dengan suami dan sering sering berkaca diri, maka inilah point2 yang ingin saya rutin kan agar makin baik di diri saya dan keseharian keluarga saya.

Awalnya ingin menulis banyak checklist indikator akan tetapi setelah direnungkan lagi saya memilih masing-masing point 5 indikator. Mengingat pentingnya konsisten dalam menerapkannya di keseharian kami agar hasilnya pun maksimal. Dalam 1 bulan ke depan akan diterapkan dan bila sudah mengarah ke kategori berhasil di terapkan dapat saya tambah list indikator nya 😊





A
Sebagai seorang individu


1.
Sholat di awal waktu
setiap hari 5 waktu bila tdk berhalangan
2.
Me time (nntn drama korea,baca buku, berkebun)
minimal 2jam setiap hari
3.
Makan sayur mayur
setiap hari
4.
Sholat duha
setiap hari
5.
Membersihkan wajah sebelum tidur di mlm hari
setiap hari

B
Sebagai seorang istri


1.
Komunikasi intens
by phone atau WA di sela sela jam kerja suami
2.
Makan malam bersama
minimal seminggu 2 kali
3.
Pilow talk
minimal 3kali dalam seminggu
4.
Jalan jalan dihari libur
minimal setiap hari minggu
5.
Memberi kesempatan suami dengan anak anak berinteraksi
minimal 1jam setiap hari

C
Sebagai seorang ibu


1.
Sabar menghadapi anak-anak
setiap saat setiap hari
2.
Menjadi pendengar, saat anak anak berceloteh dan bercerita
setiap mereka butuhkan
3.
Membatasi penggunaan gadget
2 jam perhari
4.
Mengajarkan doa dan surat surat pendek
setiap hari sebelum tidur
5.
Memasak menu sehat untuk anak anak
setiap hari








































































🌼 sebagai seorang individu ingin rasanya memperbaiki diri ke arah yg lebih baik lagi. Dengan belajar konsisten dari dalam diri, untuk selanjutnya semoga bisa menular ke suami dan anak. Hal pertama yg ingin saya perbaiki itu solat 5 waktu di awal waktu, mengingat saya sering lalai dan lebih mementingkan pekerjaan rumahtangga. Solat duha juga jadi list yang akan saya tekuni untuk menambah keimanan saya sebagai seorang muslim. Di kesibukan sebagai seorang ibu sering kali dalam urusan dapur menggunakan metode masak cepat dan praktis, disini saya sering malas memasak sayur jadilah saya prioritaskan memasak sayur guna kebutuhan asupan gizi kami sekeluarga.

🌼 Sebagai seorang istri yang suami nya bekerja berangkat pagi pulang malam memiliki kendala komunikasi. Kami ingin memperbaikinya dengan komuniksi intens di sela sela kesibukan kami (mengingat jaman sebelum menikah dulu sepertinya lebih intens dari saat ini). Makan malam bersama,pilow talk, kesempatan interaksi ayah dengan anak jd list kami untuk mempererat rasa. Sedangkan untuk mengukir memori pada anak anak, kami ritualkan jalan jalan di hari libur minimal hari minggu.

🌼 Sebagai seorang ibu dari dua anak laki laki yang aktif dan berdekatan lahirnya (2,5thn) selisihnya membuat keseharian kami luar biasa. Ingin rasanya menggantungkan banyak harapan di anak anak. Mengingat umur mereka yang masih di bawah 5 tahun akan saya ikuti fitrahnya mereka seperti mendengar celoteh nya, bermain bersama sambil sedikit demi sedikit di diperkenalkan ilmu agama.


πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•

*CHECK.LIST PEREMPUAN PROFESIONAL*

Review Nice Home Work #2 Pertama yang akan kami katakan adalah SALUT untuk para bunda dan calon bunda peserta matrikulasi Ibu Profesional yang berhasil mengalahkan "rasa" berat untuk mengerjakan nice homework#2 ini. 

Kalau di Jawa ada pepatah yang mengatakan "Ojo kalah karo wegah" (Jangan mau kalah dengan rasa malas). Karena sebenarnya kalau urusan membuat checklist profesionalisme ini bukan MAMPU atau TIDAK MAMPU melainkan MAU atau TIDAK MAU. 

Terbukti teman-teman bisa melakukannya di tengah kesibukan yang luar biasa. Kami sangat menghargai proses teman-teman membuat checklist profesionalisme ini. Mulai dari menanti-nanti jawaban dari suami dan anak bagi yang sudah berkeluarga, maupun melakukan kesungguhan bermain “andaikata aku menjadi istri dan ibu” bagi yang sedang dalam proses memantaskan diri membangun keluarga.

Ada yang terkaget-kaget dengan banyaknya list jawaban dari suami dan anak-anak, ada juga yang bingung dengan jawaban dari para suami dan anak, karena terlalu sederhananya keinginan mereka terhadap kita, demi sebuah kebahagiaan.

KOMITMEN DAN KONSISTEN 

Dua kata itulah yang akan menjadi kunci keberhasilan kita dalam membuat checklist profesionalisme ini. Buatlah komitmen setahap demi setahap, sesuai dengan kemampuan kita, kemudian belajar istiqomah, konsisten menjalankannya. Konsistensi kita terhadap sebuah komitmen yang indikatornya kita susun sendiri, akan menjadi pondasi kita dalam menyusun “ ​ DEEP HABIT” yaitu kebiasaan-kebiasaan yang dibangun secara terus menerus untuk mendukung aktivitas yang membutuhkan fokus, ketajaman berpikir dan benar-benar krusial untuk hidup kita. 

Selama ini disadari atau tidak banyak diantara kita memaknai aktivitas sehari-hari mendidik anak dan mengelola keluarga sebagai aktivitas “ ​ SHALLOW WORK”, yaitu aktivitas yang dangkal, tidak fokus, penuh distraksi (gangguan-gangguan) sehingga tidak memunculkan perubahan besar dalam hidup kita, bahkan banyak yang cenderung bosan dengan kesehariannya. 

Selama ini status-status dangkal yang terus mengalir di sosial media seperti Facebook (FB) ditambah puluhan notifikasi whatsapp (WA) sering membuat kita terjebak dalam ​ _“shallow activities”,_ kelihatan sibuk menghabiskan waktu, tetapi sebenarnya tidak memberikan hasil nyata bagi perubahan hidup kita. 


Harapan kami dengan adanya Checklist Profesionalisme Perempuan ini, teman-teman akan lebih fokus dalam proses *“peningkatan kualitas diri” kita sebagai perempuan, istri dan ibu. Meski kita menggunakan media WA dan FB sebagai kendaraan belajar kita, tetapi kita bisa mengubah aktivitas yang dulunya masuk kategori ​ SHALLOW WORK menjadi ​ DEEP WORK (aktivitas yang memerlukan fokus, ketajaman berpikir sehingga membawa perubahan besar dalam hidup kita).*


Untuk itu mari kita lihat kembali Checklist kita : 
1. Apakah kalimat-kalimat di checklist itu sudah spesifik? misal kalimat "akan mengurangi aktivitas gadget selama di rumah" akan lebih baik anda ganti dengan, setiap hari akan menentukan Gadget hours selama 2 jam. 

2. Apakah kalimat-kalimat di checklist sudah terukur? 
misal "Menyelenggarakan aktivitas ngobrol di keluarga", akan lebih baik kalau diganti dengan " Sehari minimal menyelenggarakan 1 x family forum (ngobrol) di rumah bersama keluarga" 


3. Apakah checklist yang kita tulis mudah dikerjakan dengan tambahan sedikit usaha? Misal sehari akan membaca 2 buah buku tentang pendidikan? ukur diri kita apakah mungkin? karena selama ini sehari-harinya kita hanya bisa membaca paling banyak 10 halaman. Maka akan lebih baik kalau anda ganti. Membaca 15 lembar buku parenting setiap harinya. 

Sesuatu yang terlalu susah diraih itu akan membuat kita stress dan akhirnya tidak mengerjakan apa-apa, tetapi sesuatu yang sangat mudah diraih itu akan membuat kita menyepelekan. Kembali ke istilah jawa ini namanya "gayuk...gayuk tuna" (contoh kasus, kita mau ambil mangga di pohon yang posisinya tidak terlalu tinggi, tetapi cukup berusaha dengan satu lompatan, mangga itu akan bisa teraih. Tidak juga terlalu pendek, sambil jalan aja kita bisa memetik mangga tersebut. Biasanya jadi tidak menghargai proses)


4. Apakah tantangan yang kita tulis di checklist ini merupakan tantangan-tantangan yang kita hadapi sehari-hari? misal anda adalah orang yang susah disiplin selama ini. maka sangat pas kalau di checklist anda tulis, akan berusaha tepat waktu di setiap mendatangi acara IIP baik offline maupun online. 
Jadi jelas memang akan menyelesaikan tantangan yang ada selama ini. 

5. Berikan batas waktu pada proses latihan ini di checklist. Misal akan membaca satu buku satu minggu selama bulan November. Akan belajar tepat waktu selama 1 bulan pertama mulai bulan depan. Kelima hal tersebut di atas akan memudahkan kita pada proses evaluasi nantinya. Silakan teman-teman lihat kembali checklist masing-masing. Kita akan mulai melihat seberapa bekerjanya checklist itu untuk perkembangan diri kita. 

Silakan di print out, dan ditempel di tempat yang kita lihat setiap hari. Ijinkan suami dan anak-anak memberikan penilaian sesuai dengan yang kita tentukan. Andaikata tidak ada yang mau menilai, maka diri andalah yang paling berhak menilai perkembangan kita. 

Berusaha JUJUR kepada diri sendiri. 

Salam Ibu Profesional,

/Tim Matrikulasi IIP/ 

Sumber Bacaan : 
Deep Work, Cal Newport, E book, akses 30 Oktober 2016.
Materi “MENJADI IBU PROFESIONAL” program Matrikulasi IIP, batch #5, 2018
Hasil Nice Home Work #2, peserta program Matrikulasi IIP batch #5, 2018

Selasa, 06 Februari 2018

mengukir kebersamaan πŸ“Έ

Edit Posted by with No comments

Dalam rangka menerapkan tugas nice home work 2 yang sebelumnya saya menulis "jalan jalan di hari libur, minimal hari minggu". Yaa jalan jalan yang minimalais kali ini berenang pastinya dua anak kami sangat senang bermain air. Lokasi yang kali pilih adalah "Waterpark Pusaka Pasawahan" Purwakarta tempat tujuan yang tidak terlalu jauh dari rumah kami. Kolam yang baru berdiri tahun 2017 ini sangatlah mempesona. Tiga kata untuk nya "luas, bersih, dan masih sepi" sepertinya belum banyak orang yang tahu tempat ini.





Karena lokasinya di kecamatan pasawahan tentulah kolamrenang ini di kelilingi oleh sawah penduduk dan juga kebun bambu yang membuat angin sepoi sepoi aduhai. Tiket masuk nya di hari minggu Rp. 15.000/orang, terjangkau kan dengan fasilitas yg baik. Jalan jalan kami berfokus pada kebersamaan sebagai orangtua dengan anak, dengan harapan dapat melekat di memori anak anak kami. karena saya percaya dengan mengukir memori indah kebersaaman keluarga di usia balita anak anak kami, saat di usia remaja mereka akan lebih nyaman berpergian dengan kami orangtuanya.




mamah papah sayang dzaki dan bagas 😘