Sabtu, 27 Januari 2018

Adab Menuntut ilmu πŸ’•Nice Home Work#1

Edit Posted by with No comments


  1. KELAS MATRIKULASI BATCH #5 INSTITUT IBU PROFESIONAL

    🌹🌹🌹


    *ADAB MENUNTUT ILMU*
    _Disusun oleh Tim Matrikulasi Institut Ibu Profesional_

    Menuntut ilmu adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk mengubah perilaku dan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Karena pada dasarnya ilmu menunjukkan kepada kebenaran dan meninggalkan segala kemaksiatan.

    Banyak diantara kita terlalu buru-buru fokus pada suatu ilmu terlebih dahulu, sebelum paham mengenai adab-adab dalam menuntut ilmu. Padahal barang siapa orang yang menimba ilmu karena semata-mata hanya ingin mendapatkan ilmu tersebut, maka ilmu tersebut tidak akan bermanfaat baginya, namun barangsiapa yang menuntut ilmu karena ingin mengamalkan ilmu tersebut, niscaya ilmu yang sedikitpun akan sangat bermanfaat baginya.

    *Karena ILMU itu adalah prasyarat untuk sebuah AMAL, maka ADAB adalah hal yang paling didahulukan sebelum ILMU*

    _ADAB adalah pembuka pintu ilmu bagi yang ingin mencarinya_

    Adab menuntut ilmu adalah tata krama (etika) yang dipegang oleh para penuntut ilmu, sehingga terjadi pola harmonis baik secara vertikal, antara dirinya sendiri dengan Sang Maha Pemilik Ilmu, maupun secara horisontal, antara dirinya sendiri dengan para guru yang menyampaikan ilmu, maupun dengan ilmu dan sumber ilmu itu sendiri.

    Mengapa para Ibu Profesional di kelas matrikulasi ini perlu memahami Adab menuntut ilmu terlebih dahulu sebelum masuk ke ilmu-ilmu yang lain?

    _Karena ADAB tidak bisa diajarkan, ADAB hanya bisa ditularkan_

    Para ibu lah nanti yang harus mengamalkan ADAB menuntut ilmu ini dengan baik, sehingga anak-anak yang menjadi amanah para ibu bisa mencontoh ADAB baik dari Ibunya

    🌹ADAB PADA DIRI SENDIRI
    a. Ikhlas dan mau membersihkan jiwa dari hal-hal yang buruk
    Selama batin tidak bersih dari hal-hal buruk, maka ilmu akan terhalang masuk ke dalam hati.Karena ilmu itu bukan rentetan kalimat dan tulisan saja, melainkan ilmu itu adalah “cahaya” yang dimasukkan ke dalam hati.

    b. Selalu bergegas, mengutamakan waktu-waktu dalam menuntut ilmu, Hadir paling awal dan duduk paling depan di setiap majelis ilmu baik online maupun offline.

    c.Menghindari sikap yang “merasa’ sudah lebih tahu dan lebih paham, ketika suatu ilmu sedang disampaikan.

    d.Menuntaskan sebuah ilmu yang sedang dipelajarinya dengan cara mengulang-ulang, membuat catatan penting, menuliskannya kembali dan bersabar sampai semua runtutan ilmu tersebut selesai disampaikan sesuai tahapan yang disepakati bersama.

    e. Bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugas yang diberikan setelah ilmu disampaikan. Karena sejatinya tugas itu adalah untuk mengikat sebuah ilmu agar mudah untuk diamalkan.

    🌹ADAB TERHADAP GURU (PENYAMPAI SEBUAH ILMU)
    a. Penuntut ilmu harus berusaha mencari ridha gurunya dan dengan sepenuh hati, menaruh rasa hormat kepadanya, disertai mendekatkan diri kepada DIA yang Maha Memiliki Ilmu dalam berkhidmat kepada guru.

    b. Hendaknya penuntut ilmu tidak mendahului guru untuk menjelaskan sesuatu atau menjawab pertanyaan, jangan pula membarengi guru dalam berkata, jangan memotong pembicaraan guru dan jangan berbicara dengan orang lain pada saat guru berbicara. Hendaknya penuntut ilmu penuh perhatian terhadap penjelasan guru mengenai suatu hal atau perintah yang diberikan guru. Sehingga guru tidak perlu mengulangi penjelasan untuk kedua kalinya.

    c. Penuntut ilmu meminta keridhaan guru, ketika ingin menyebarkan ilmu yang disampaikan baik secara tertulis maupun lisan ke orang lain, dengan cara meminta ijin. Apabila dari awal guru sudah menyampaikan bahwa ilmu tersebut boleh disebarluaskan, maka cantumkan/ sebut nama guru sebagai bentuk penghormatan kita.

    🌹ADAB TERHADAP SUMBER ILMU
    a. Tidak meletakkan sembarangan atau memperlakukan sumber ilmu dalam bentuk buku ketika sedang kita pelajari.

    b. Tidak melakukan penggandaan, membeli dan mendistribusikan untuk kepentingan komersiil, sebuah sumber ilmu tanpa ijin dari penulisnya.

    c. Tidak mendukung perbuatan para plagiator, produsen barang bajakan, dengan cara tidak membeli barang mereka untuk keperluan menuntut ilmu diri kita dan keluarga.

    d. Dalam dunia online, tidak menyebarkan sumber ilmu yang diawali kalimat “copas dari grup sebelah” tanpa mencantumkan sumber ilmunya dari mana.

    e. Dalam dunia online, harus menerapkan _“sceptical thinking”_ dalam menerima sebuah informasi. jangan mudah percaya sebelum kita paham sumber ilmunya, meski berita itu baik.

    Adab menuntut ilmu ini akan erat berkaitan dengan keberkahan sebuah ilmu, shg mendatangkan manfaat bagi hidup kita dan umat.

    Referensi :
    _Turnomo Raharjo, Literasi Media & Kearifan Lokal: Konsep dan Aplikasi, Jakarta, 2012._
    _Bukhari Umar, Hadis Tarbawi (pendidikan dalam perspekitf hadis), Jakarta: Amzah, 2014, hlm. 5_
    _Muhammad bin sholeh, Panduan lengkap Menuntut Ilmu, Jakarta, 2015_
                                                                       πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•                              Nice Home Work#1
    1. Tentukan satu jurusan ilmu yang akan anda tekuni di universitas kehidupan
    Dari pemikiran panjang saya tentang pertanyaan di nice home work#1 ini, saya memutuskan ingin menekuni jurusan ilmu “manajemen hati”. Jurusan ilmu ini saya ambil karena teringat manajemen hati nya Aa Gym yang akan ada manfaatnya dunia akhirat bagi diri saya sendiri dan keluarga saya.

    1. Alasan terkuat apa yang anda miliki sehingga ingin menekuni ilmu tersebut
    Hati dalam bahasa arab disebut qalbun. Dikatakan juga hati sebagai qalb, karena sifatnya yang berubah-ubah.
    Manajemen hati sebuah kondisi seseorang untuk mengelola, reconditioning dan mengatur hati sehingga mencapai kesempurnaan manusiawi (insane kamil) dan berusaha merealisasikan kebahagiaan hidup di dunia maupun di akhirat, sesuai dengan tuntunan agama. Manajemen hati yang ingin saya tekuni disini tentang keseharian saya saat berinteraksi dengan suami dan anak-anak dirumah. Saya berharap dapat mengelola hati saya agar lebih sabar dan lebih baik lagi dalam hal emosional yang sifatnya fluktuatif atau naik turun bila terbentur suatu hal yang kurang saya sukai. Dengan harapan dalam keseharian kami tercipta kebahagiaan.

    1. Bagaimana strategi menuntut ilmu, perubahan sikap apa yang anda perbaiki dalam proses
    Metode mengelola hati tetap sehat
    • mempelajari ilmu akhlak yang baik dan buruk
    • menjadikan sabar, syukur dan ikhlas sebagai teman perjalanan paling setia
    • jangan pernah biarkan kesedihan, amarah dan keputus asaan merundung lama
    • bergaul di lingkungan yang baik dan kondusif
    Karena menurut saya hati itu mahal dan berharga, karena dari situ Allah melihat kita bukan dari rupa. Hati yang bersih dan sehat inilah hatinya orang yang beriman. InsyaAllah berharap keluarga kami termaksud golongan orang-orang yang beriman. amin.

    1. Berkaitan dengan adab menuntut ilmu,perubahan sikap apa saja yang anda perbaiki dalam proses mencari ilmu tersebut.
    Sikap sabar menghadapi lika liku kehidupan berumah tangga.
    Lebih bersyukur atas nikmat kebersamaan dalam keluarga.
    Ikhlas menjalani peran sebagai seorang istri dan ibu.             
πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•πŸ’•




🌹🌹🌹


*REVIEW NICE HOMEWORK #1*

_Disusun oleh Tim Matrikulasi Institut Ibu Profesional_

Di NHW#1 ini, tidak ada jawaban yang benar dan salah, karena kita hanya diminta untuk fokus pada ilmu-ilmu yang memang akan kita tekuni di Universitas Kehidupan ini. Yang diperlukan hanya dua yaitu FOKUS dan PERCAYA DIRI. Jangan sampai saat kuliah dulu kita salah jurusan, bekerja salah profesi, sekarang mengulang cara yang sama saat menapaki kuliah di universitas kehidupan, tapi mengaharapkan hasil yang berbeda. Kalau pak Einstein menamakan hal ini sebagai “INSANITY”

*_INSANITY : DOING THE SAME THINGS OVER AND OVER AGAIN,AND EXPECTING DIFFERENT RESULT_*
– _Albert Einstein_

Setelah kami cermati , ada beberapa peserta yang langsung menemukan jawabannya karena memang sehari-hari sudah menggeluti hal tersebut. Ada juga yang masih mencari-cari, karena menganggap semua ilmu itu penting.

Banyak diantara kita menganggap semua ilmu itu penting tapi lupa menentukan prioritas. Hal inilah yang menyebabkan hidup kita tidak fokus, semua ilmu ingin dipelajari, dan berhenti pada sebuah “kegalauan” karena terkena “tsunami informasi”. Yang lebih parah lagi adalah munculnya penyakit “FOMO” (Fear of Missing Out), yaitu penyakit ketakutan ketinggalan informasi. Penyakit ini juga membuat penderitanya merasa ingin terus mengetahui apa yang dilakukan orang lain di media sosial. FOMO ini biasanya menimbulkan penyakit berikutnya yaitu ”NOMOFOBIA”, rasa takut berlebihan apabila kehilangan atau hidup tanpa telepon seluler pintar kita.

Matrikulasi IIP batch#5 ini akan mengajak para bunda untuk kembali sehat menanggapi sebuah informasi online. Karena sebenarnya sebagai peserta kita hanya perlu komitmen waktu 2-4 jam per minggu saja, yaitu saat diskusi materi dan pembahasan review, setelah itu segera kerjakan NHW anda, posting dan selesai, cepatlah beralih ke kegiatan offline lagi tanpa ponsel atau kembali ke kegiatan online dimana kita fokus pada informasi seputar jurusan ilmu yang kita ambil. Hal tersebut harus diniatkan sebagai investasi waktu dan ilmu dalam rangka menambah jam terbang kita.

Katakan pada godaan ilmu/informasi yang lain yang tidak selaras dengan jurusan yang kita ambil, dengan kalimat sakti ini :

*MENARIK, TAPI TIDAK TERTARIK*

Apa pentingnya menentukan jurusan ilmu dalam universitas kehidupan ini?

*JURUSAN ILMU YANG KITA TENTUKAN DENGAN SEBUAH KESADARAN TINGGI DI UNIVERSITAS KEHIDUPAN INI, AKAN MENDORONG KITA UNTUK MENEMUKAN PERAN HIDUP DI MUKA BUMI INI*

Sebuah alasan kuat yang sudah kita tuliskan kepada pilihan ilmu tersebut, jadikanlah sebagai bahan bakar semangat kita dalam menyelesaikan proses pembelajaran kita di kehidupan ini.

Sedangkan strategi yang sudah kita susun untuk mencapai ilmu tersebut adalah cara/kendaraan yang akan kita gunakan untuk mempermudah kita sampai pada tujuan pencapaian hidup dengan ilmu tersebut.

Sejatinya,

*SEMAKIN KITA GIAT MENUNTUT ILMU, SEMAKIN DEKAT KITA KEPADA SUMBER DARI SEGALA SUMBER ILMU, YAITU “DIA” YANG MAHA MEMILIKI ILMU*

Indikator orang yang menuntut ilmu dengan benar adalah terjadi perubahan dalam dirinya menuju ke arah yang lebih baik.

Tetapi di Institut Ibu Profesional ini, kita bisa memulai perubahan justru sebelum proses menuntut ilmu. Kita yang dulu sekedar menuntut ilmu, bahkan menggunakan berbagai cara kurang tepat, maka sekarang berubah ke Adab menuntut ilmu yang baik dan benar, agar keberkahan ilmu tersebut mewarnai perjalanan hidup kita.

*MENUNTUT ILMU ADALAH PROSES KITA UNTUK MENINGKATKAN KEMULIAAN HIDUP, MAKA CARILAH DENGAN CARA-CARA YANG MULIA*

Salam Ibu Profesional,


/Septi Peni Wulandani/

Sumber Bacaan :
_Hasil Penelitian “the stress and wellbeing” secure Envoy, Kompas, Jakarta, 2015_
_Materi “ADAB MENUNTUT ILMU” program Matrikulasi IIP, batch #5, 2018_
_Hasil Nice Home Work #1, peserta program Matrikulasi IIP batch #5, 2018_

0 komentar:

Posting Komentar